Diary Misterius *Cerpen

Disebuah kelas datang seorang guru dan seorang gadis perempuan disampingnya. Sepertinya itu adalah anak baru dikelas itu. Wajahnya pucat pasi bagaikan mayat hidup, orangnya tinggi, dan rambutnya panjang terurai.

“Woii..” Kejut seseorang dibelakang Rachel. Rachel Oktavia, seorang gadis cantik, tinggi, putih, manis, dan sangat ramah.

Tak lama kemudian.
Brughhkk

“aw..” Rintih Rachel sambil perlahan membuka matanya yang masih tertutup.

“hahaha, lagian lo mimpi serius banget Hel.” Tawa seseorang terbahak sambil memegang perutnya.

“jadi tadi gue mimpi Ra?” Rachel masih dalam stengah sadar dan kemudian berdiri sejenak untuk mengambil handuk dan berjalan kekamar mandi.

“yaiyalah, orang dari tadi lo masih di kasur, apa coba namanya kalo bukan mimpi.” Ucap teman Rachel yang bernama Hirania. Rachel masih memikirkan soal mimpinya barusan.

Rasanya itu seperti nyata sekali. Mimpi itu terasa beda dari mimpi mimpi sebelumnya.

***

Rachel dan Hirania berangkat kesekolah. Mereka bersekolah di SMA Bintang Kejora. Sesampainya disekolah ternyata kelas sudah ramai. Rachelpun menaruh tasnya di laci meja. Namun sepertinya dilaci itu ada yg megganjal, ada sesuatu sepertinya. Dengan rasa penasaran Rachel menariknya. Ternyata itu adalah sebuah buku berwarna biru usang. Perlahan ia pun membukanya.

Betapa terkejutnya Rachel saat mendapati dihalaman pertama itu ada foto seorang gadis yang tadi ada di mimpinya.

“Ra.. Hirania..” Panggil Rachel setengah berteriak.

“apaan si Rachel?” Hirania menengok dan melihat Rachel yang sedang terfokus pada sebuah buku.

“liat Ra, buku ini, dan foto ini!” Rachel menunjuk pada buku misterius itu serta foto yang ada didalamnya.

“iya.. Terus apa masalahnya?” Tanya Hirania yang tak mengerti maksud Rachel.

“foto gadis ini itu, gadis yang ada dimimpi gue, dimimpi gue itu gadis ini misterius banget, mukanya pucet banget Ra.” Hirania hanya mengangguk mendengar penjelasan Rachel.

“coba Hel gue liat.” Hirania merebut halus buku itu dari tangan Rachel.

Hirania membolak-balikan buku itu Betapa terkejutnya Hirania saat melihat pada halaman berikutnya.

“hah? 25 Apil 1889?” Triak Hirania kaget, sontak Rachel pun langsung menengok.

“1889 gimana Ra? Coba gue liat.” Rachel menengok kearah Hirania dan melihatnya. Mereka berdua sangat tak percaya mengapa buku setua itu ada disini.

Merekapun membaca isi buku itu secara detail. Dibuku itu dikisahkan tentang diary seorang gadis yang tadi ada foto didepannya. Diary itu menceritakan tentang dirinya dan kawan-kawannya yang disiksa oleh seseorang yang berkuasa dipanti asuhannya. Memang gadis itu sepertinya yatim piatu dan tinggal di panti asuhan. Setiap dana yang diperuntukan panti asuhan selalu diselewengkan oleh orang itu, sampai akhirnya satu-persatu dari mereka mati kelaparan. Namun Rachel dan Hirania lebih terkejut setelah melihat nama orang yang begitu sadis itu, Kejora Diandra, si dermawan yang sangat terkenal dikota itu. Walaupun telah tiada tapi namanya diabadikan di Kota itu. Apalagi itu adalah pemilik yayasan SMA Bintang Kejora ini.

“Ra ibu Kejora ternyata sadis yaa..” Tutur Rachel setelah membacanya.

“iya, gak nyangka gue.” Balas Hirania.

Tak lama kemudian Rakka dan Ilham datang. Mereka melihat Hirania dan Rachel yang sedang kebingungan. Rachel pun menceritakan semuanya. Dengan cermat Ilham langsung mengerti maksud semua itu.

“Hel, ini itu maksudnya lo dipercaya sama gadis ini..” Ilham menunjuk foto gadis itu dan benafas sejenak. “buat ngungkapin semua rahasia ibu Kejora, karna mereka gak tenang kalo nama ibu Kejora terlalu dibanggakan di kota ini.” Lanjut Ilham dan Rachel pun langsung mengerti.

“apa kita kasih aja yaa buku ini buat diterbitin ke surat kabar.” Usul Rachel sambil mengangkat buku itu.

“gak bisa gitu Hel, ibu Kejora kan terkenal nanti yang ada kita malah dituntut pencemaran nama baik sama keluarganya.” Ucap Rakka yang akhirnya angkat bicara.

“kita harus cari bukti, tadi kan dibuku ini dijelaskan bahwa ada rekaman pembicaraan ibu Kejora dengan komplotannya, tapi rekamannya diambil sama ibu Kejora, dan rekaman itu disimpan di brankas yang letaknya dikamar ibu Kejora.” Jelas Ilham.

“maksud lo, kita harus melakukan penyelidikan ke rumah ibu Kejora gitu? Yang banyak pengawalnya? Ish lagian ntu rumah kan sekarang jadi museum..” Kata Hirania sambil befikir bingung.

“yaa kita pura-pura dapet tugas dari sekolah aja..” Usul Rachel dan semuapun langsung setuju.

***

Sepulang sekolah mereka langsung menuju Museum yang dulunya adalah panti asuhan. Mereka berusaha mecari letak kamar bu Kejora. Hampir semua ruangan mereka telusuri, dari mulai kamar anak-anak, dapur, ruang tamu, ruang makan, sampai kamar ibu Kejora, namun brankas itu tidak ditemukan.

“mana brankasnya sih? Kok gak ada?” Ucap Rachel putus asa karna sedari tadi tak menemukannya.

“gue yakin pasti ada disini..” Bola mata Hirania menjelajah semua ruangan disitu. “Gudangg.. Iya gudang, kita belom kesitu..” Ucap Hirania ketika melihat ke arah gudang.

Mereka semuapun ke gudang, disitu juga banyak barang-barang yang sudah tua. Dan benar saja brankasnya ada disitu. Tapi mereka tak bisa membukanya.

“aduhh gimana ngebukanya? Kita kan gak tau kuncinya?” Gerutu Rakka bingung. Sedangkan Rachel malah berjalan-jalan menelusuri gudang itu dan angin berhembus melalui kaca jendela. Tiba-tiba saja selembar kertas jatuh di hadapan Rachel.

“guys, coba liat ini.” Rahel menunjuk kertas itu yang berisi kunci nomor brankas itu.

“yaudah kita buka.” Ilhampun langsung membawa kertas itu dan kemudian membukanya. Akhirnya merekapun berhasil mendapatkan rekaman itu. Lalu mereka keuar dari Museum itu. Namun sialnya, mereka ketahuan membwa barang dari situ dan Hirania tertangkap.

“Yaampun Ilham, Hirania ketangkep...” Triak Rachel ketika melihat temannya sudah ada di tangan penjaga museum itu.

“temen-temen, kalian gak usah peduliin gue, kasih aja rekaman itu ke stasiun TV terdekat..” Triak Hirania yang masih ada di dekapan para penjaga.

“tapi Ra lo gimana?” Tanya Rachel yang begitu khawatir.

“Ilham ini rekamannya lo kasih yaa ke stasiun TV terdekat disisni gue mau nolongin Hirania.” Suruh Rakka sambil memberikan rekamannya. Ilhampun langsung berlari bersama Rachel.

Sedangkan Rakka menolong Hirania. Rakka pun berhasil menolong Hirania begitu juga dengan Ilham dan Rachel telah berhasil mengungkapkan semuanya ke media masa itu.

***

Keesokan harinya berita tentang kejahatan ibu Kejora sudah tersebar. Rachel, Hirania, Ilham, dan Rakka tersenyum bangga atas keberhasilan mereka bersama. Terlebih nama merekapun ikut melejit dalam hal itu.

“gue gak nyangka kita berhasil mengungkap hal besar kayak gini.” Ucap Rachel sambil tersenyum bangga.

“dengan kebersamaan dan kekompakkan semuanya pun bisa kita raih, selama kita bersama dan yakin kita mampu, apasih yang gak mungkin.” Tutur Hirania bijak.

“bener banget Ra, maka dari itu kita harus tetep bersama dan kompak untuk mencapai sebuah keberhasilan.” Ucap Ilham sambbil menatap kesemua temannya.

Tak lama kemudiam angin berhembus seketika mereka sedang mengobrol. Kejadian yang sama persis ketika mereka sedang berada digudang museum itu terjadi. Sebuah kertas bertuliskan kata 'Terimakasih' datang menghampiri mereka.

END

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mencintaimu Dalam Diam

Love At The Last Sight *Cerpen

You Belong With Me *Cerpen Duet