Review "Separuh Bintang" -Evelyn Kartika

Cinta itu nggak butuh alasan. Jika cinta butuh alasan, ketika alasan itu hilang, cinta juga akan hilang bersamanya... Lalu ketika seseorang yang kita cintai itu menghilang, apakah kita juga harus hilang bersamanya?

Dunia seakan terbalik bagi Chiara,Dalam sekejap hidupnya yang penuh kebahagiaan berubah. Setelah tahu statusnya sebagai anak haram--yang menyebabkan ayahnya marah dan kabur dari rumah, ditambah meninggalnya ibu dan kakaknya-- Chiara mengunci rapat-rapat sebagian dirinya.

Di tengah kesedihan dan keterpurukannya itu, Aldy, sahabat sejatinya sejak kanak-kanak, selalu setia menemaninya. Tapi, bisakah kesabaran dan ketulusan Aldy membuat Chiara bangkit lagi? Atau mungkin, perlu muncul kisah dan tokoh baru untuk memulai episode hidup Chiara yang selanjutnya? Who knows?

***

Quotes

"Mungkin rasa sayang gue ke dia nggak sedalem rasa sayang elo ke dia. Tapi... gue yakin rasa sayang gue nggak bakal lebih sedikit daripada rasa sayang elo ke dia"

"Namun... Bukankah mimpi yang membuat harapan itu selalu ada? Dan bukankah harapan yang membuat segala cerita menjadi lebih memiliki makna? Dan mungkinkah... Mimpi itu pula yang menjadikan segala sesuatunya berjalan pada belokan yang salah?"

"Ingatan mungkin bisa hilang seiring berjalannya waktu. Tapi waktu nggak bakal sanggup buat menghilangkan perasaan gue ke dia,"

"Akankah keberhasilan satu mimpi indah akan menjadi mimpi buruk bagi yang lain? Apakah mimpi itu hanya bisa dipilih satu saja?"

"Ketika waktu telah kembali berdetak
sempurna... Kenapa justru bumi yang enggan berputar?"

"Dan ketika semuanya berubah...Menyisakan dua hati yang luluh tak terbekas... Penat itu kembali datang... Kembali membuat hilang keseimbangan dan jatuh tak terarah..."

"Siluet waktu terpekur... Duduk bersila memandang angin... Dan ketika embusan cahaya tergapai... Mulai terhampar selembar kenyataan..."

"Dan Cinta itu telah memilih Cinta..."

"gue mungkin bukan Kahlil Gibra yang bisa menyerukan kata cinta dengan lantang. gue juga bukan Shakespeare yang bisa membuat kata-kata Cinta dengan mendayu-dayu. tapi saat ini, gue mencoba untuk menjadi seorang Billy yang ingin menyatakan sayang yang terakhir kalinya untuk pada seorang cewek bernama Chiara..."

"Banyak hal yang sulit dimengerti. Dan mungkin, disaat kamu menyadarinya, sesuatu itu telah berubah menjadi penyesalan, sehingga akan sulit membuatnya kembali utuh,"

"Cinta itu nggak butuh alasan. Jika sebuah cinta membutukan alasan, ketika alasan itu hilang, cinta juga akan hilang bersamanya,"

"Saat serpihan kenangan perlahan menghilang... Itu pasti karena waktu...."

"Gue nggak bilang lo mesti ngelupain. Dia emang udah ada dalam ingatan lo. Sekeras apa pun elo mau ngelupain dia, itu mus-ta-hil! Tapi seenggaknya, bisa kan, lo mengubah ingatan itu menjadi kenangan? Bukan sesuatu yang menyakitkan. Bisa, kan?"

"Kalau sosok itu sudah tak lagi terjangkau, haruskah melepaskannya?"

***

Sebelum lanjut ke Review, perlu kalian ketahui, sebelumnya, gue sama sekali gak tertarik sama novel ini. Gue kan biasanya liat novel dari sinopsis dan sampulnya, dan ini? Sinopsis maupun sampul gak ada yang menarik. Biasa aja sumpah. Malah di sinopsis gak terlalu ngejelasin tentang Rico. Cuma di bilang akankah ada orang lain yg mengisi episode hidup Chiara.

Sampe akhirnya, banyak yg pada up date tentang novel ini. Bilang kalo novel ini bagus dan seru banget. Barulah gue penasaran. Gue kan emang kepo sama apa yg orang update.

Pas gue baca, tulisannya emang keren, tapi cerita di awal masih standar, karena gue belom terlalu masuk ke cerita. Kasusnya kayak pas gue baca Spring In London, awalnya sama sekali gak tertarik. Tapi pas lama kelamaan baca, gila! Gue seakan baru bangun. Nih novel keren bingits ahh!

Gue suka sama karakter Ciya yang rapuh tapi ceria. Ternyata dia kayak gitu karena di suruh Billy. Surat dari Billy bener bener bikin gue merinding, yang kata dia bilang bukan Kahlil Gibran atau apalah. Dan dari situ, setiap Ciya keinget sama Billy gue malah merinding.

Sosok Rico yang galak tapi lama lama jinak juga bikin greget. Rico yang di kejer kejer Jesse, tapi agak gak nyangka juga sih pas Jesse itu.. nah, gak mau terlalu bocorin takut ada yg belom baca. Meski gue tau gue bikin review ini telat banget.

Banyak banget kata kata bagus di novel ini, yang paling gue suka sama puisinya Ciya yg di tulis di diary nya pas Billy meninggal.

Jika sesuatu itu seaneh cinta
Berlalu kemanapun akan buntu oleh untaian angin
Jika kehidupan itu adalah jalan tanpa ujung
Akankah ada cabang yang berbeda untukku dan untuknya
Jika harapan itu tak lagi ada
Masihkan mengharapkan keajaiban
Berpaling untuk menemukan serbuk peri
Atau semanggi berdaun empat
Jika waktu hanyalah detik yang berputar
Ingin ku kacaukan mesinnya agar diam
Memutar jarumnya pada sebuah masa lalu
Jika perpisahan adalah akhir dari pertemuan
Apalah arti dari sulaman panah cupid?
Jika kemarin terlalu sempat
Haruskah aku mengejarnya?

Keren banget kan puisi Ciya. Kata katanya puitis tapi gak tinggi. Alur cerita di awal emang gampang ketebak, tapi di pertengahan bener bener gak ketebak menurut gue. Sosok Aldy ternyata penting juga yaa, gak tau harus salut sama sikapnya, atau ngatain dia bloon? Ngalah kok sampe dua kali.

Dan tebakan gue melenceng, gue kira endingnya bakalan kenapa napa. Gue kira Ciya dan Riko itu.. ah.. syudahlah.

Yang jelas novel ini recomended banget deh buat yg belom baca. Tapi kayaknya kalo yg hobi novel pasti gak mungkin belom baca novel keren ini.

Gue suka sama sosok Rico. Gue juga suka sama kenangan Ciya tentang Billy. Tapi yang paling gue suka tetep Matahari Senja. Belom ada yg berhasil meruntuhkan nama Ari dari tokoh novel yang PALING gue suka sepanjang gue baca novel.

See you ^-^

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mencintaimu Dalam Diam

Love At The Last Sight *Cerpen

You Belong With Me *Cerpen Duet